LAPORAN
PRAKTIKUM BAHAN MAKANAN TERNAK
DAN
FORMULASI
RANSUM
Disusun Oleh :
Nama
: Fauzi
NPM : E1C012068
Kelas : B
Dosen : Ir. Hidayat, M.Sc
Ir. Tris Akbarillah, MP
Ko-ass : Desi Rustiani
Meri Handayani
LABORATORIUM JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
Kata
Pengantar
Segala puji dan
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat
dan berkatnya sehingga kita para mahluknya masih bisa melihat dunia beserta
segala ciptaanya yang sungguh maha dasyat ini. Tak lupa shalawat beriring salam
tercurah kepada suri tauladan umat nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh ilmu. Dengan segala kerendahan
hati, penulis sajikan sebuah tulisan yang insyaallah
dapat menjadi referensi ilmu dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Dalam Laporan
Praktikum Mata Kuliaah Bahan Makanan Ternak dan Formulasi Ransum ini terdapat
beberapa sumber informasi dan ilmu yang diperoleh dari hasil proses belajar
baik di dalam perkuliahan maupun di dapat dari sumber lain. Laporan ini
mencakup beberapa materi yang diberikan dalam MK Bahan Makanan Ternak Dan
Formulasi Ransum dengan dilengkapi metoda serta pembahasannya.
Ahir kalam
penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karrena
itu penulis selalu menerima segala kritik dan saran yang membagun guna
perbaikan tulisan ini kedapannya. Akhir kata penulis sampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua
pihak yang berperan dalam pengerjaan tulisan ini sehingga tulisan ini
dapat selesai pada waktunya.
Bengkulu, 10 Mei
2014
fauzi
Daftar
Isi
Pendahuluan
Bahan pakan adalah segala sesuatu
yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak
tersebut.Mengenalibahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa
yang berada di fakultas peternakan.
Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak
merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein
hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk diikuti dengan meningkatnya
kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian
mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan
ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para
peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative
pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya.Para peternak pada saat ini telah
menambahkan protein,sumber energi,mineral,dan lain sebagainya. Tentu dengan
berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun
limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan
protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi
tenak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk
mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas
bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan
kualitas kesehatan ternak.
Adapun tujuan dari pengenalan bahan pakan adalah mahasiswa dapat
menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein (hewani dan
nabati), hijauan makanan ternak, vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan,
dan bahan pemalsu pakan dan memformulasikan ransum dengan berbagai metode.
Sedangkan manfaatnya yaitu kita dapat lebih mengenal dan membedakan secara
lebih spesifik antara berbagai macam bahan pakan ternak dan mampu menyusunnya
menjadi ransum.
Tinjauan Pustaka
Lubis (2007), Hijauan makanan
ternak bahan makanan yang berupa daun-daunan, kadang-kadang masih bercampur
dengan batang, ranting, serta bunganya yang umumnya masih berasal dari tanaman
sebangsa rumput (Graminea, Cyperaceae) atau daun kacang-kacangan (Leguminosae)
atau jenis lainnya.
Urip Santoso (2003) menyatakan bahwa bentuk fisik bahan makanan dapat dibagi dalam 3 kelompok
yaitu bahan makan butiran ( jagung, kacang-kacangan, sorgum ), bahan makan
berbentuk tepung ( dedak halus, tepung ikan, tepung tulang ) dan bahan makan
berbentuk cairan ( minyak ikan, minyak kelapa, molasses ).Dan pengelompokan iti
dikelompokkan lagi kedalam bahan pakan sumber energi,protein,lemak,dan
vitamin.Semua jenis bahan pakan untuk ternak tentulah sangat bermamafaat untuk
ternak.
Sinurat (2000), Limbah pabrik kelapa sawit yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan
alternatif ternak unggas dan punya potensi yang besar adalah bungkil inti sawit
(BIS) dan lumpur minyak sawit (Solid Decanter Waste = SDW).
Dr. Stephen Long (2004), yang telah lama
menjadi peneliti tanaman, mengatakan adanya kemungkinan bahwa rumput gajah bisa
menjadi salah satu opsi yang membantu untuk menggantikan bahan bakar minyak
pada tahun 2030.
Menurut NH. Mon.eith,E.H (2000) hoult
Zea mays merupakan salah satu biji-bijian yang sangat pentingdan secara
geografis paling banyak ditanam karena jagung adalah sumber protei pada ternak.
Menurut Sarmono (2007), menyatakan bahwa ada
beberapa bentuk pakan ayam buras yaitu tepung halus, tepung kasar, pellet, atau
bijian yang utuh. Pakan tepung halus digunakan untuk fase starter, tepung kasar
untuk fase grower, selanjutnya pakan ayam buras dewasa berbentuk pellet, biji
utuh, atau tepung kasar.
Budi Harjho,(2003) mengatakan
“Bahan-bahan sumber mineral kalsium yang sering ditambahkan kedalam pakan
ternak untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsium antara lain:
a.
Tepung tulang
Tepung tulang yang diperoses ini mengandung kalsium 24% .dibeberpa pabrik
makanan ternak mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa
daging atau limbah rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang ini
digunakan untuk tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi kandungan
nutrisi mineral kalsium pada pakan ternak.
b.
Tepung kerang
Tepung karang atau CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung
kalsium 38% atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang sebagai bahan
makanan ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus di tambahkan
tujuanya adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan ternak.
c.
Garam
Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk
melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak, bila
menggunakan garam sebagai tambahan makanan ternak maka tidak boleh lebih dari
0,25%. Disamping itu masih banyak lagi sumber mineral kalsium yang kini sudah
tidak digunakan lagi karena sudah ada buatan pabrik seperti kapur makan, rock
phosphate, dicalsiumphosfate, aragonite, dan gypsum.
E. Salamah (2006)dalam bukunya
Ransum untuk ayam Kampung menyebutkan Bahan pakan nabati adalah bahan pakan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati ini umumnya mempunyai
serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ayam
buras.Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mem punyai kandungan
protein tinggi seperti seperti bungkil kelapa.bungkil kedele dan bahan pakan
asal kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung. Berikut
penjelasan skilas tentang bahan pakan tersebut.
Zardian utama,(2001) mengatakan
Probiotik starbio adalah koloni bibit mikroba (berasal dari lambung sapi) yang
dikemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-daun atau
ranting-ranting yang dibusukkan, dalam koloni tersebut terdapat mikroba khusus
yang memiliki fungsi yang berbeda, misalnya Cellumonas clostridium thermocellulosa (pencerna lemak), Agaricus dan Coprinus (pencerna
lignin), serta Klebssiella dan Azozpirillum
transiliensis (pencerna
protein).Probiotik starbio merupakan probiotik anaerob penghasil enzim pemecah
karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, lignin) dan protein serta lemak. Manfaat
starbio dalam ransum ternak adalah meningkatkan daya cerna, penyerapan zat
nutrisi dan efisiensi penggunaan ransum. Starbio juga dapat menghilangkan bau kotoran ternak.
Keenan, C.W (1995), Leucaena
leucocephala merupakan pohon kecil daun-daunnya hijau indah dan majemuk,
biji-bijinya terdapat dalam polong.
Hanum, (2005) Kulit pisang
mengandung kabohidrat cukup tinggi yaitu 18,50% sehingga dapat digunakan untuk
pengganti sebagian jagung atau dedak dalam pakan. Hasil analisis kimia
menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan
karbohidrat sebesar 18,50%. padahal kulit pisang memiliki kandungan kabohidrat
yang masih baik digunakan sebagai pengganti bahan pakan konvensional (jagung)
untuk menekan biaya produksi. Kandungan zat makanan kulit pisang Ambon menurut
Hanum(1989), kadar air 68,90%; pati 8,17%; serat kasar 12,66%. Kandungan
protein kasar berkisar antara 6,52%.
Henni.J. k (2007) mengatakan
Pelepah kelapa sawit telah lama kami manfaatkan menjadi pakan utama bagi
sapi-sapi yang ada di peternakan kami,” ungkap pria yang akrab disapa Hen ini
dengan lugas.Para peternak di Kelompok Ternak Maju Sejahtera yakin betul
pelepah kelapa sawit memiliki dampak positif bagi pertumbuhan sapi-sapi
mereka.Hen memiliki dua jenis sapi yang dipelihara saat ini, yaitu sapi Bali
dan sapi Simmental.Sapi Bali merupakan sapi plasma nutfah Indonesia.
Sapi ini merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos Banteng), jenis
sapi yang unik, hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat,
Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia ini
sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang sudah
tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Hermawati, (2003)mengatakan Pakan
buatan yang mengandung tepung kulit pisang dengan kadar serat 30%, 50% dan 70%
dapat diterima sebagai alternatif pakan ayam broiler untuk menghasilkan daging
dengan kadar kolesterol rendah. Penggunaan tepung kulit pisang sebagai bahan
pakan ayam broiler sebaiknya pada kadar 30% atau 50%. Hal tersebut dapat
dilihat berdasarkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum,
berat karkas, kolesterol daging menghasilkan nilai yang cukup baik. Kesimpulan
dari hasil penelitian ini bahwa pemberian pakan buatan yang mengandung tepung
kulit pisang dapat menghasilkan daging ayam broiler dengan kadar kolesterol
rendah.
Henk W. Hoogenkamp (2003),menuturkan dalam
”Asia Pacific Food Industry”, perusahaan pengolahan makanan dan daging di
berbagai negara termasuk di Asia kini mulai berlomba memprogramkan penggunaan dedak
padi stabilisasi sebagai bahan/ramuan kunci
bagi optimalisasi kualitas produk mereka. Hasil-hasil penelitian di
lembaga-lembaga penelitian dan universitas di Amerika Serikat, Eropa dan Asia
(Thailand dan Pilipina) telah mengkonfirmasi kemampuan dedak
padi stabilisasi mengikat air dengan
intensitas yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang dibanding isolat
protein kedelai pada tingkat penggunaan 4%.Dedak padi yang telah dikenal sebagai bahan untuk makanan
suplemen dan fungsional, dalam bentuk terstabilisasi memiliki potensi untuk
meningkatkan sifat fungsional dan stabilisasi emulsi daging dan daging giling
kasar.
Suprapto dan Rasyid(2002), dalam
penelitiannya mengatakan Pemanfaatan limbah merupakan salah satu alternative
untuk menaikkan nilai ekonmi limbah tersebut.Pemanfaatan limbah pertanian
diantaranya adalah tongkol jagung, yang selama ini hanya dijadikan sebagai
pakan ternak atau hasil industri minyak jagung yang tidak diolah kembali
menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk itulah dalam penelitian
ini akan dimanfaatkan limbah pertanian yaitu tongkol jagung sebagai penghasil
glukosa, sehingga limbah ini dapat bermanfaat bagi penigkatan nilai tambah
limbah pertanian. Seiring dengan kebutuhan jagung yang cukup tinggi, maka akan
bertambah pula limbah yang dihasilkan dari industri pangan dan pakan berbahan
baku jagung. Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah tongkol jagung yang
biasanya tidak dipergunakan lagi ataupun nilai ekonominya sangat rendah.
Umumnya tongkol jagung dipergunakan sebagai pakan ternak sapi, ataupun di
daerah pedesaan tongkol jagung ini dapat dimanfaatkan sebagai obat diare .
Garcia et al. (2004) mengamati
bahwa kecernaan pakan yang mengandung sorghum dengan kandungan maupun tanpa
kandungan tannin berbeda ketika dihadapkan dengan suhu lingkungan yang berbeda.
koefisien kecernaannya lebih tinggi pada suhu lingkungan 32oC dibanding 25oC.
Suprapto dan rasyid,(2002)mengatakan bahwa
Tanaman jagung termasuk jenis tanaman pangan yang diketahui banyak mengandung
serat kasar dimana tersusun atas senyawa kompleks lignin, hemiselulose dan
selulose (lignoselulose), dan masing-masing merupakan senyawa-senyawa yang
potensial dapat dikonversi menjadi senyawa lain secara biologi. Tanaman jagung
yang diambil khasiatnya adalah bagian buah ,tongkol, kulit dan menir
jagun,semua itu berguna bagi pakan ternak. Selulose merupakan sumber karbon
yang dapat digunakan mikroorganisme sebagai substrat dalam proses fermentasi untuk mengahsilkan produk yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Allen D. Tilman dkk (2003) menyatakan
bahwa pemberian vitamin harus cukup tinggi untuk mencegah tanda-tanda
defisiensi dan menghasilkan pertumbuhan maximum seperti pemberian vitamin A, B
komplek yang dalam hal ini kebutuhan akan riboflavin akan dipengaruhi oleh
takaran protein dalam makanan karena pemberian vitamin sangat penting untuk
keperluan metabolisme KH tubuh.
Metodelogi
2.1
Alat dan Bahan
· Alat
1. Pensil
2. Pena
3. Kertas
4. penggaris
· Bahan
1. Sampel dedak halus
2. Sampel dedak kasar
3. Sampel polat halus
4. Sampel polat kasar
5. Sampel shorgum
6. Sampel milet/juat
7. Sampel tapioka
8. Sampel molases
9. Sampel jagung butiran
10. Sampel jagung ½ halis
11. Sampel jagung halus
12. Sampel pelet sapi
13. Sampel pelet kambing
14. Sampel UMMB (permen sapi)
15. Sampel tepung kedelai
16. Sampel bungkil inti sawit
17. Sampel bungkil inti kelapa
18. Sampel tepung ikan
19. Sampel CGM
20. Sampel meat bone meal
21. Sampel konsetrat
22. Sampel CaCO3
23. Sampel tepung tulang
24. Sampel garam
25. Sampel urea
26. Sampel mineral feed
27. Sampel top mix
2.2
Cara Kerja
1.
Mengenali
jenis sampel pakan dan mengetahui sumber, proses hingga spesifikasinya
2.
Mengelompokkan
bahan pakan sebagai bahan sumber energi, protein, mineral atau vitamin
3.
Mengidentifikasi
bahan pakan secara fisik yaitu bau, rasa dan warna.
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1
Hasil dan Pembahasan
3.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Sampel Bahan Pakan
No
|
Bahan pakan
|
Proses
|
Indikator
|
Energi
(Kkal)
|
PK
(%)
|
||
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
|||||
Sumber Energi
|
|
||||||
1
|
Jagung Giling Kasar
|
Penggilingan
|
Kuning
|
Harum
|
Manis
|
3300
|
8
|
2
|
Jaagung giling halus
|
Penggilingan
|
Kuning
|
Harum
|
Manis
|
3300
|
12
|
3
|
Sorghum merah
|
Pipilan
|
Merah
|
Harum
|
Sepat
|
3400
|
10
|
4
|
Sorghum putih
|
Pipilan
|
Putih
|
Harum
|
Sepat
|
3100
|
10
|
5
|
Millet merah
|
Pipilan
|
Merah
|
Campah
|
Pahit
|
3100
|
10
|
6
|
Millet putih
|
Pipilan
|
Putih
|
Campah
|
Pahit
|
3400
|
10
|
7
|
Jowawut
|
Butiran
|
Putih
|
Campah
|
Pahit
|
3400
|
10
|
8
|
Mollasis
|
Pasta
|
Hitam
|
Kecap
|
Manis
|
2100
|
3-8
|
9
|
Dedak padi kasar
|
Penggilingan
|
Coklat
|
Dedak
|
Campah
|
2900
|
11,5
|
10
|
Dedak padi halus
|
Penggilingan
|
Ciklat
|
Dedak
|
Campah
|
2900
|
13
|
11
|
Tepung gaplek
|
Penggilingan
|
Putih
|
Harum
|
Manis
|
300
|
3
|
12
|
Tepung tapioka
|
Penggilingan
|
Putih
|
Harum
|
Campah
|
3050
|
12
|
13
|
Pollard kasar
|
Penggilingan
|
Coklat
|
Kayu
|
Sepat
|
3100
|
16
|
14
|
Pollard halus
|
Penggilingan
|
Coklat
|
Kayu
|
Sepat
|
4000
|
16
|
Sumber protein
|
|
||||||
15
|
Konsentrat ayam
|
Pencampuran
|
Coklat
|
Amis
|
Pahit
|
3500
|
34
|
16
|
Konsentrat itik
|
Pencampuran
|
Coklat
|
Amis
|
Asin
|
3300
|
34
|
17
|
T. daun lamtoro
|
Ekstraksi
|
Hijau
|
Teh
|
Pahit
|
-
|
24-30
|
18
|
Jerami
|
Di jemur
|
Coklat
|
Campah
|
Campah
|
1,9
|
5
|
19
|
Pelet
|
Penggilingan
|
Ciklat
|
Amis
|
Sepat
|
-
|
-
|
Sumber mineral
|
|
||||||
20
|
Garam
|
Pengkristalan
|
Putih
|
Harum
|
Asin
|
-
|
-
|
21
|
Urea
|
Pengkristalan
|
Merah
|
Campah
|
Asin
|
25-28
|
-
|
22
|
Top mix
|
Penggilingan
|
Hitam
|
Apek
|
Sepat
|
-
|
-
|
23
|
Tepung tulang
|
Penggilingan
|
Putih
|
Amis
|
Asin
|
25,5
|
45-55
|
24
|
Minyak goreng
|
Penyulingan
|
Kuning
|
Harum
|
Sepat
|
8000
|
0
|
25
|
Mollases blok
|
Pemadatan
|
Hitam
|
Apek
|
Manis
|
2100
|
20
|
Jagung.Bahan
ini “diharuskan” untuk digunakan pada ransum unggas komersial pada umumnya.
Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah (lisin dan
tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi; juga
merupakan sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%; rendahnya
kualitas protein karena adanya “zein” (50% dari seluruh protein jagung) yang
bersifat larut dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus ditambahkan
sumber protein atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif tinggi
menyebabkan tidak tahan disimpan lama. Komposisi zat makanannya dipengaruhi
oleh varietas dan lingkungan penanamannya.
Dedak Padi. Sumber energy Memiliki serat kasar yang
relatif sedikit besar,sehingga dapat di cerna ternak pada
masa starter bisa mencapai 20% dan sedangkan untuk ayam broiler bisa di gunakan
sebanyak 5%-20%.dedak di proses menjadi 2 bentuk. Yang ke 1 dedak yang di proses
menjadi dedak kasar dengan proses digiling menjadi kasar.dan yang ke2 dedak
yang di proses menjadi dedak halus dengan proses digiling menjadi halus. Dari proses tersebut bentuk dedak ada yai itu dedak
halus dan dedak kasar. Bau pada dedak ialah apek
karena berbauk tidak sedap. Warna pada dedak adalah kuning baik ituh
dedak halus maupun dedak kasar. Memiliki PK 8%-13% dan memiliki energi
sebesar 1900-2200 kalori baik itu dedak padi halus dan dedak padi kasar.
Dedak Halus. Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus
kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan
dedak halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak
halus pabrik mengandung protein 13,6%. Sedangkan kandungan lemaknya tinggi,
sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu
penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%.
Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan didapatkan limbah
berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan
sebagai bahan pakan ayam buras.
Pollard.Pada saat praktikum ada 2 jenis pollard yang di amati, jenis yang ke 1 pollard
kasar dan yang ke 2 pollard halus.proses pembuatan pollard yaitu pada polard
kasar.pollard di giling hingga sampai kasar yaitu tidak di lakukan pengilingan
terlalu lama. Ke 2 pollard halus proses pembuatan di lakukan dengan cara di digiling sampai halus. Bau pada Pollard berbeda pada pollard kasar memiliki aroma yang harum dan
pada pollard halus memiliki aroma yang tengik.warna pada pollard halus dan
kering adalah sama yaitu warna putih kecoklatan. Rasa pada pollard hambar atau tidak ada rasa. PK pada pollard yaitu 16% baik ituh pollard halus maupun kasar serta
energi pollard kasar sebesar 3100 dan pollard halus 4000.
Tepung Gaplek. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%.
Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah
masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak).
Selain umbinya, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam
buras, baik dalam bentuk tepung ataupun dalam bentuk segar (sebagai hijauan).
Tepung daun singkong ini dapat menggantikan kacang hijau dan kedelai sampai
jumlah 8%.
Tepung Daun
Lamtoro. Pemberian
daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang
beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang
banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun
kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya
dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.
Tepung Ikan. Tepung ikan merupakan
bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Tetapi
perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan
jenis ikannya. Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi
kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu
pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan
pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses
termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal
yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan
dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya
51-55%. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan
juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat
baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan
harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%.
Tepung Tulang. Tepung tulang digunakan
sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 -
25% dan Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian
tepung tulang hanya sedikit.
Vitamin. merupakan zat gizi yang
berfungsi untuk pembentukan tulang, pertumbuhan serta memberikan daya tahan
tubuh terhadap penyakit atau infeksi.
Mineral,
merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak
banyak tetapi sangat penting untuk pembentukan alat-alat tubuh antara lain
untuk pembentukan tulang (Ca dan P). darah (zat besi/Fe) dan kerabang telur (Ca
dan P).
3.1.2 Hasil
Penyusunan Ransum Dengan Program Lindo
Susun formulasi ransum
sebanyak 100 kg dengan menggunakan LINDO, kandungan protein kasar 17% dan
kandungan ME 2800 kkal/kg dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut:
No.
|
Nama Bahan
|
|
PK (%)
|
ME (kkal/kg)
|
1
|
Dedak padi
|
D
|
10
|
2200
|
2
|
Jagung giling
|
J
|
8
|
3300
|
3.
|
Tepung ikan
|
TI
|
55
|
2800
|
4
|
Bungkil kedelaai
|
KD
|
44
|
2800
|
5
|
Bungkil kelapa
|
KL
|
19
|
1900
|
6
|
Bungkil Inti Sawit
|
BS
|
18
|
1800
|
7
|
Minyak sawit
|
MS
|
0
|
6600
|
9
|
Mineral Mix
|
MM
|
0
|
0
|
Dengan ketentuan:
Dedak dipakai
minimal 20%, maksimal 30%
Jagung dipakai
maksimal 45%
Minyak dipakai
maksimal 3%
Mineral Mix
dipakai sebanyak 2%
Bungkil kedelai
dipakai minimal 5%, maksimal 15%
Tepung ikan
dipakai minimal 5%, maksimal 10%
Bungkil Inti
sawit dipakai maksimal 5%
Bungkil kelapa
dipakai maksimal 5%
MIN D+J+TI+KD+KL+BS+MS+MM
ST
D+J+TI+KD+KL+BS+MS+MM=1
0.1D+0.08J+0.55TI+0.44KD+0.19KL+0.18BS=0.17
2.2D+3.3J+2.8TI+2.8KD+1.9KL+1.8BS+6.6MS=2.8
D>=0.2
D<=0.3
J<=0.45
TI>=0.05
TI<=0.1
KD>=0.05
KD<=0.15
KL<=0.05
BS<=0.05
MS<=0.03
MM=0.02
Maka diperoleh hasil :
LP OPTIMUM FOUND AT STEP
9
OBJECTIVE
FUNCTION VALUE
1) 1.00000000
VARIABLE VALUE REDUCED COST
D .300000 .000000
J .384410 .000000
TI .100000 .000000
KD .093140 .000000
KL .022450 .000000
BS .050000 .000000
MS .030000 .000000
MM .020000 .000000
ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES
2) .000000 -1.000000
3) .000000 .000000
4) .000000 .000000
5) .100000 .000000
6) .000000 .000000
7) .065590 .000000
3.1.3 Tabel Hasil Penyusunan Ransum Dengan Metode Trial and
Eror
Nama
Bahan Pakan
|
PK
(%)
|
ME
(kkal/kg)
|
Jumlah
bahan
(kg)
|
PK
(%)
|
ME
(kkal/kg)
|
Bungkil
kedelai
|
45
|
2900
|
10
|
4,5
|
290
|
Tepung
Ikan
|
55
|
2900
|
7
|
3,85
|
203
|
Bungkil
kelapa
|
20
|
1900
|
6
|
1,2
|
114
|
Bungkil
inti sawit
|
18
|
1900
|
3
|
0,54
|
57
|
Tepung
daun indigo
|
27
|
2100
|
1
|
0,27
|
21
|
Jagung
kuning giling
|
8
|
3300
|
40
|
3,2
|
1320
|
Dedak
Padi
|
10
|
2200
|
23
|
2,3
|
506
|
Sorghum
|
10
|
3100
|
3
|
0,3
|
93
|
Molases
|
0
|
2100
|
5
|
0
|
105
|
Minyak
goreng
|
0
|
8000
|
2
|
0
|
160
|
|
100
|
16,16
|
2869
|
||
Rencana
membuat ransum sebanyak
|
100
|
16
|
2900
|
Salah satu metode yang digunakan
untuk menyusun ransum adalah metode trial and eror. Sesuai dengan namanya,
aplikasi dari metode ini adalah dengan mencoba menghitung presentasi kuantitas
ransum dengan menggunakan perkiraan (kira-kira). Metode ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dengan menggunakan metode trial and eror kita bisa
memperkirakan bahan pakan yang akan digunakan dengan memperhatikan harga pakan
tersebut. Dalam arti lain, dengan metode ini kita bisa menghemab biaya pakan
apabila ada salah satu bahan pakan mengalami kenaikan harga dan
men-subtitusinya dengan bahan lain yang lebih murah. Selain itu metode ini
mengasah kemampuan wawasan kita tentang bahan pakan dari mulai jenis, harga dan
kandungan nutrisinya. Namun kelamahan dari metode ini adalah kadang kala
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
kebutuhan nutrisi ternak, karna sekali lagi pakan bukan hanya untuk membuat
ternak kenyang namun juga bagaimana caranya pakan yang kita berikan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak baik kebutuhan untuk hidup pokok maupun
produksi.
BAB IV
Penutup
4.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
diperoleh kesimpulan bahwa setiap bahan pakan memiliki kandungan nutrisi yang
berbeda sesuai dengan jenis pakannya. Pakan harus memiliki kandungan nutrisi
standar seperti protein, karbohidrat dan lemak dan energi. Dengan mengetahui
kandungan nutrisi bahan pakan, mahasiswa dapat menyusun ransum sesuai dengan
kebutuhan nutrisi ternak dengan menggunakan beberapa metode seperti metode
bujur sangkar, metode trial and error
dan menggunakan program komputer.
Daftar Pustaka
Anggorodi.
1991. Ilmu Bahan Pakan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Budiarsana,
I.G.M. & Haryanto, B. 1998. Analisis
ekonomi prnggemukan sapi PO dengan pemberian pakan mengandung by-pass protein.
Dalam Seminar nasional Peternakan dan Veteriner, hal. 749-757 (I.W. Mathius,
A.P. Sinurat, I. Inounu, Abubakar, N.D. Purwantari, I.K. Sutama &
E.Handiwirawan, Editor). Pusat Penelitian Peternakan, Badan Litbang Pertanian,
Departemen Pertanian, Bogor.
Hartadi,
H. Reksohadiprodjio, S., dan Tillman, A.D. 1997. Tabel komposisi pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press,
Bulaksumur, Yogyakarta.
Hidayat.
Tris Akbarillah.2011. Bahan Makanan
Ternak dan Formulasi Ransum. Lab Nutrisi dan Makanan Ternak. Jurusan
Peternakan. UNIB. Bengkulu.
Nuschati,
Ulin.Teknologi Formulasi Ransum.
Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta
Lampiran
Penyusunan ransum dengan program
lindo
Hasil